1
MANUSIA DAN CINTA KASIH
Disusun oleh :
1. 30418409 Akhmad Badawi
2. 30418513 Alga Dwi Prakoso
3. 31418344 Bahrul Fahmi Jauharul Fauzi
4. 31418421 Biki Febri Nugroho
5. 33418003 Hafizah Nurahmawati
6. 33418707 Kori Nurlifah
7. 35418066 Nabila Larasati
8. 37418719 Radika Albiansyah
Fakultas : Teknologi Industri
Jurusan : Teknik Industri
Kelas : 1ID11
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
UNIVERSITAS GUNADARMA 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“MANUSIA DAN CINTA KASIH” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya dan juga kami berterima kasih pada Ibu Diah Nur Indah Sari, SIKom selaku dosen
mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pengertian cinta kasih dan kasih sayang serta hubungan
manusia dengan cinta kasih.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Tangerang, 11 Oktober 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang........................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
1.3.Tujuan Masalah........................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 5
2.1. Pengertian Cinta Kasih .............................................................................................. 5
2.2. Pengertian Kasih Sayang ........................................................................................... 5
2.3. Kemesraan.................................................................................................................. 7
2.4. Pemujaan.................................................................................................................... 8
2.5. Belas Kasihan............................................................................................................. 9
2.6. Manusia dan Cinta Kasih ........................................................................................... 10
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 12
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................ 12
3.2. Saran .......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dimuka bumi ini Tuhan menciptakan berbagai macam makhluk hidup salah satunya
adalah manusia. Manusia sebagai salah satu ciptaan tuhan yang maha esa. Manusia ditugaskan
sebagai pemimpin untuk mengatur isi muka bumi ini. Manusia diberikan oleh tuhan akal
pikiran, perasaan yang tidak di miliki makhluk hidup lainnya. Manusia terdiri dari berbagai
macam organ salah satunya hati.
Hati merupakan organ manusia yang berhubungan langsung dengan perasaan- perasaan
itu adalah yang tidak berwujud namum dapat dirasakan perasaan itu ada seneng, sedih, dan
marah bahkan sangat berkaitan dengan cinta dan kasih. Bagi manusia hati lebih nyata
dibandingkan apa yang dipikirkan, hati lebih bisa menjawab semuanya dengan kata lain “hati
tidak pernah bohong”. Cinta merupakan hal yang sangat menarik dalam hidup seseorang.
Namun sekarang bagi manusia pada umumnya masih bingung apa arti cinta itu sendiri. Dari
jaman dulu sampai sekarang hakikat cinta kasih masih menjadi perbincangan yang tidak
dibatasi secara jelas dengan makna yang luas pula. Walaupun, sulit juga untuk diungkapkan
dan diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian cinta kasih ?
2. Apakah pengertian kasih sayang ?
3. Apakah pengertian kemesraan dan pemujaan?
4. Apakah pengertian belas kasihan ?
5. Bagimanakah hubungan manusia dengan cinta kasih ?
1.3. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian cinta kasih.
2. Untuk mengetahui pengertian kasih sayang.
3. Untuk mengetahui pengertian kemesraan dan pemujaan.
4. Untuk mengetahui pengertian belas kasihan.
5. Untuk mengetahui bagimanakah hubungan manusia dengan cinta kasih.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Cinta Kasih
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwodarminta, cinta
adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau
sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau
menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga kata
kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan
sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, antara keduanya
terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam,
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang
atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat
diwujudkan secara nyata.
Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta
itu terutama member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling tinggi
dari kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi,
bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan,
tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur
terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan,
pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab
yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan
keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
2.2. Pengertian Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S
Poerwadaminta yaitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang.
Dalam berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini
merupakan pertumbuhan dari cinta.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,
saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu
disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.
Menurut Erich Fromm (1983 : 54) dalam bukunya Seni Mencintai mengemukakan
tentang adanya berbagai macam-cinta yang dapat di uraikan sebagai berikut :
a. Cinta Terhadap Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat
memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan
sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta menjadi
kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua
bentuk cinta yang lain.
b. Cinta Diri Sendiri
Secara alami manusia mencintai dirinya sendiri (self love) dan banyak orang yang
menafsirkan cinta diri sendiri diidentikan dengan egoistis. Jika demikian cinta diri sendiri
ini bernilai negatif. Namun apabila diartikan bahwa cinta diri sendiri adalah mengurus
dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jamsmani dan rohaninya terpenuhi seimbang ini
bernilai positif. Dengan demikian cinta terhadap dirinya tidak harus dihilangkan tetapi
harus berimbang dengan cinta kepada orang lain untuk berbuat baik.
c. Cinta Erotis
Cinta yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat membirahikan) ini
merupakan sifat eksklusif (khusus) yang bias memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal
itu dikarenakan cinta dan nafsu tersebut letaknya tidak berbeda jauh. Disi lain Cinta erotis
jika didasari dengan cinta ideal, kasih sayang, keserasian maka berfungsi dalam
melestarikan keturunan dalam ikatan yang sah yaitu pernikahan. Sebaliknya jika tidak
didasari kasih sayang yaitu nafsu yang membutakan akal pikiran sehingga yang ada hanya
nafsu birahi didalamnya akan timbul rasa ketidak puasan bias berakhir dengan sebuah
perceraian bahkan akan mungkin timbul juga perselingkuhan atau ke tempat pelacuran
yang didalamnya tidak mungkin akan timbul rasa kasih sayang karena yang ada hanya
nafsu birahi berhubungan badan saja, dengan uang sebagai bayarannya.
d. Cinta Keibuaan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada
diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi.
Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan
naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa
dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
e. Cinta Sesama Manusia (Persaudaraan)
Cinta kepada sesama manusia atau persaudaraan itu merupakan watak manusia itu
sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatannya kepada sesama manusia.
Perbuatan dan perlakuan yang baik kepada sesama manusia bukan berarti karena seseorang
itu membela, menyetujui, mendukung dan berguna, bagi dirinya, melainkan dating dari hati
nuraninya yang ikhlas disertai tujuan yang mulia. Motivasi perbuatan dan perlakuan
seseorang mencintai sesama manusia itu disebabkan karena pada dasarnya manusia tidak
dapat hidup sendirian (manusia sebagai makhluk sosial) dan sudah merupakan suatu
kewajiban.
2.3. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan
berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber
dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan
kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu :
1. Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber. Pubertas yaitu dimana
masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan
seksualitasnya kuat.
2. Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam
perkawinan. Biasanya pada tahun tahun awal perkawinan, kemesraan masih sangat
terasa, namun bila sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
3. Kemesraan Manusia Usia Lanjut, kemesraan juga dapat diteruskan dalam masa
manusia usia lanjut (manula). Pandangan lama mengatakan, bahwa kalau manusia
sudah usia lanjut, sudah menjadi kakek dan nenek tidak pantas lagi untuk bermesraan.
Kemesraan bagi manula dapat diwujudkan dalam makan, duduk, jalan-jalan, menonton
televisi atau membaca kora bersama-sama.
2.4. Pemujaan
Pemujaan berasal dari kata puja. Menurut kamus umum bahasa indonesia karya W.J.S.
Poerwadarminta, kata puja bearti penghormatan atau memuja dewa-dewa atau berhala. Dalam
perkembangannya pujaan dapat ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan yang
diagungkan dan Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam pujaan terkandung pengertian bukan sekedar dipuja, tetapi juga disucikan.
Pujaan terhadap orang yang dicintainya diwujudkan dalam personafikasi dan kata-kata yang
indah, misalnya diibaratkan sebagai bunga mawar merah atau melati putih.Selain dengan
pujaan hati, pujaan juga diberikan kepada para pahlawan. Begitu dalamnya pemujaan terhadap
pahlawan, terutama pahlawan yang gagah berani dan gugur untuk nusa dan bangsanya,
sehingga ia diabdikan dalam buku sejarah ataupun lagu.
Pemujaan kepada tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan. Kecintaan
manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini, dikarenakan
pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makan kehidupan yang sebenarnya. Penyebab
hal itu terjadi karena Tuhan pencipta alam semesta. Seperti dalam Surat Al-Furqan ayat 59-60
yang menyatakan: “Dia yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa diantara keduanya
dalam enam rangkaian massa, kemudian Dia bertahta di atas singgasana-Nya. Dia Maha
Pengasih, maka tanyakanlah kepada-Nya tentang soal-soal apa yang perlu diketahui”.
Selanjutnya ayat 60, “Bila dikatakan kepada mereka, Sujudlah kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih”.
a. Cara pemujaan
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama,
kepercayaan, kondisi dan situasi. Sembah yang di rumah, di masjid, di gereja, di pura, di
candi bahkan di tempat-tempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari
pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap Tuhan.
Di alam semesta ini tidak ada seorang pun yang membantah bahwa Tuhan itu pencipta
segala-galanya. Bahwa Tuhan Maha Penguasa, Tuhan Maha Tahu, Tuhan Maha
Menentukan, Tuhan Maha Bijak, Tuhan Maha Kasih dan masih banyak maha lagi sifat
Tuhan, tidak ada yang menyangkal.
b. Tempat Pemujaan
Masjid, Gereja, Candi, Pura dan lain-lain lagi adalah tempat manusia berkomunikasi
dengan Tuhannya atau yang dianggap Tuhan. Di tempat-tempat itu dianggap Tuhan
“berada”. Karena itu orang Islam menamakan masjid “rumah Allah”, maka wajarlah
tempat-tempat itu dibuat sebagus mungkin, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dan karena tempat itu dianggap suci, maka tidaklah pantas dan tidak wajar bila tempat-
tempat itu dipergunakan untuk segala keperluan, kecuali keperluan untuk membesarkan
nama Tuhan. Hal ini merupakan bukti akan kemaksimalan bangsa Indonesia pada waktu
itu akan cintanya kepada “Tuhannya”. Banyak pemeluk agama yang berusaha membangun
tempat pemujaan sebesar dan sebagus mungkin.
c. Berbagai Seni Sebagai Manifestasi Pemujaan
Seperti dikemukakan di depan cinta menimbulkan daya kreatifitas antara lain ialah
mencipta. Dalam seni pahat banyak kita jumpai arca-arca yang menggambarkan dewa-
dewa atau sesuatu yang dipujanya. Sudah tentu tinggi rendahnya hasil seni itu bergantung
kepada kemampuan penciptanya.
Seni tari pun ada pula yang bersifat mengagungkan nama Tuhan atau yang dianggap
“tuhan”. Misalnya tari Sanghyang Dedari dan tari Sanghyang Jaran di Bali adalah tarian
bersifat keagamaan. Tari itu hanya ditarikan pada upacara agama dan tidak boleh ditonton
oleh para turis, penontonnya sangat terbatas. Lagi pula tarian itu ditarikan pada dini hari
tidak sembarang waktu.
2.5. Belas Kasihan
Dalam cinta sesama dipergunakan istilah belas kasihan, karena cinta disini bukan
karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena penderitaannya.
Penderitaan ini mengandung arti luas, mungkin tua, sakit-sakitan, yatim piatu, dan sebagainya.
Jika kata kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita oleh
orang lain. Kemudian apa bedanya Rahmah dengan Rahman ? Kalau Rahman ada unsur
memberi. Misalnya seseorang memusuhi kita, tetapi kita tidak membalasnya malahan kita
jadikan dia sebagai teman baik.
Jadi pengertian Rahmah adalah kita menaruh perhatian (simpati) terhadap penderitaan
orang lain, lalu kita menunjukkan jalan keluar kepadanya. Tetapi jika kita menaruh rasa simpati
kepada orang yang tidak dalam kesulitan sehingga menyebabkan rusak (menjerumuskan),
maka hal itu disebut memanjakan. Dalam surat Al Qolam ayat 4, maka manusia menaruh belas
kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbutan orang yang berbudi.
Sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan oleh Allah SWT.
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak. Manusia
mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi
belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah
oleh Allah SWT. Cinta adalah persatuan tanpa syarat yang berarti dalam rasa belas kasihan
tidak terkandung unsur pamrih. Belas kasihan yang kita tumpahkan benar-benar keluar dari
lubuk hati yang ikhlas. Kalau kita memberikan uang pada pengemis agar mendapatkan pujian,
itu berarti tidak ikhlas da nada tujuan tertentu. Hal seperti itu banyak terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Cara-cara menumpahkan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi.
Ada yang memberikan uang, pakaian, makanan, dan sebagainya.
2.6. Manusia dan Cinta Kasih
Hidup tanpa cinta itu kosong. Cinta amat penting dalam kehidupan manusia. Belumlah
sempurna hidup seseorang jika dalam hidupnya tidak pernah dihampiri perasaan cinta. Karena
manusia didunia tidak hanya seorang diri, melainkan selalu melibatkan pihak lain, dengan
istilah cinta tersebut haruslah diartikan, baik mencintai maupun dicintai.
Menurut Prof. Dr. Louis Leahy S.J, pada hakikatnya cintalah yang terdapat pada asal
mula dari hidup, sekurang-kurang rasa cinta akan diri sendiri. (Louis Leahy : 1984).
Dalam dirisetiap manusia terdapat dua sumber kekuatan yang menggerakkan nya untuk
berbuat termasuk untuk mencintai atau dicintai. Dua sumber kekuatan itu adalah akal dan budi
di satu pihak, dan nafsu dipihak lain. Jadi, perasaan cinta dapat dipengaruhi oleh dua sumber,
yaitu perasaan cinta yang digerakkan oleh akal budi dan perasaan cinta yang digerakkan oleh
nafsu. Yang pertama disebut cinta sejati (cinta tanpa pamrih), sedangkan yang kedua disebut
cinta nafsu (cinta pamrih).
Oleh Prof. Dr. Louis Leahy S.J, menyatakan bahwa cinta tanpa berpamrih disebut cinta
kebaikan, sedangkan cinta pamrih disebut cinta utilitaris atau yang bermanfaat, artinya, yang
mengindahkan kepentingan diri sendiri.
Cinta kasih atau cinta sejati adalah cinta kemanusiaan yang tumbuh dan berkembang
dalam lubuk sanubari setiap manusia, bukan dorongan suatu kepentingan melainkan atas dasar
kesadaran bahwa hakikatnya manusia itu satu. Cinta kasih itu meliputi seluruh dunia, tanpa
melihat suku bangsa, warna kulit, agama dan sebagainya dan tidak mengenal batas waktu.
Cinta kasih bersifat abadi, karena ia tidak bergantung kepada sesuatu yang ada dan melekat
pada sesuatu yang dicintai. Cinta kasih keberadaannya bukan disebabkan oleh unsur-unsur
yang bersifat internal, yang berkembang didalam diri kita masing-masing.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan
sayang. Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan atau
sering juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang satu
sama lain.
Cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, tapi antara keduanya terdapat
perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan
kasih meupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa mengarah kepada yang dicintai.
Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta
itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang didambakan
bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta
bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
3.2. Saran
Manusia sejatinya tidak bisa hidup tanpa cinta. Layaknya seperti kebutuhan pokok,
cinta juga ikut turut serta mengisi hidup manusia. Dengan adanya makalah ini diharapkan
semua manusia dapat menebar rasa kasih sayang dan cinta, serta saling menghargai satu sama
lain antar umat manusia di bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mustofa. Ilmu budaya dasar : CV Pustaka Setia, Bandung. 1998.
https://drive.google.com/file/d/0BxLp5Cu8p4DyZWhHUm5iWGQ2M28/view
https://irvanhermawanto.blogspot.com/2017/10/contoh-makalah-ilmu-budaya-
dasar.html?m=1
Suryadi, M.P 1985. Ilmu Budaya Dasar. Buku Materi Pokok. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Universitas Terbuka.
Mastopo, M. Habib. Manusia dan budaya kumpulan Esay: Usaha Nasional, Surabaya. 1990.
MANUSIA DAN CINTA KASIH
Disusun oleh :
1. 30418409 Akhmad Badawi
2. 30418513 Alga Dwi Prakoso
3. 31418344 Bahrul Fahmi Jauharul Fauzi
4. 31418421 Biki Febri Nugroho
5. 33418003 Hafizah Nurahmawati
6. 33418707 Kori Nurlifah
7. 35418066 Nabila Larasati
8. 37418719 Radika Albiansyah
Fakultas : Teknologi Industri
Jurusan : Teknik Industri
Kelas : 1ID11
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
UNIVERSITAS GUNADARMA 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“MANUSIA DAN CINTA KASIH” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya dan juga kami berterima kasih pada Ibu Diah Nur Indah Sari, SIKom selaku dosen
mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pengertian cinta kasih dan kasih sayang serta hubungan
manusia dengan cinta kasih.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Tangerang, 11 Oktober 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang........................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
1.3.Tujuan Masalah........................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 5
2.1. Pengertian Cinta Kasih .............................................................................................. 5
2.2. Pengertian Kasih Sayang ........................................................................................... 5
2.3. Kemesraan.................................................................................................................. 7
2.4. Pemujaan.................................................................................................................... 8
2.5. Belas Kasihan............................................................................................................. 9
2.6. Manusia dan Cinta Kasih ........................................................................................... 10
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 12
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................ 12
3.2. Saran .......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dimuka bumi ini Tuhan menciptakan berbagai macam makhluk hidup salah satunya
adalah manusia. Manusia sebagai salah satu ciptaan tuhan yang maha esa. Manusia ditugaskan
sebagai pemimpin untuk mengatur isi muka bumi ini. Manusia diberikan oleh tuhan akal
pikiran, perasaan yang tidak di miliki makhluk hidup lainnya. Manusia terdiri dari berbagai
macam organ salah satunya hati.
Hati merupakan organ manusia yang berhubungan langsung dengan perasaan- perasaan
itu adalah yang tidak berwujud namum dapat dirasakan perasaan itu ada seneng, sedih, dan
marah bahkan sangat berkaitan dengan cinta dan kasih. Bagi manusia hati lebih nyata
dibandingkan apa yang dipikirkan, hati lebih bisa menjawab semuanya dengan kata lain “hati
tidak pernah bohong”. Cinta merupakan hal yang sangat menarik dalam hidup seseorang.
Namun sekarang bagi manusia pada umumnya masih bingung apa arti cinta itu sendiri. Dari
jaman dulu sampai sekarang hakikat cinta kasih masih menjadi perbincangan yang tidak
dibatasi secara jelas dengan makna yang luas pula. Walaupun, sulit juga untuk diungkapkan
dan diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian cinta kasih ?
2. Apakah pengertian kasih sayang ?
3. Apakah pengertian kemesraan dan pemujaan?
4. Apakah pengertian belas kasihan ?
5. Bagimanakah hubungan manusia dengan cinta kasih ?
1.3. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian cinta kasih.
2. Untuk mengetahui pengertian kasih sayang.
3. Untuk mengetahui pengertian kemesraan dan pemujaan.
4. Untuk mengetahui pengertian belas kasihan.
5. Untuk mengetahui bagimanakah hubungan manusia dengan cinta kasih.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Cinta Kasih
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwodarminta, cinta
adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau
sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau
menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga kata
kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan
sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, antara keduanya
terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam,
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang
atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat
diwujudkan secara nyata.
Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta
itu terutama member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling tinggi
dari kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi,
bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan,
tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur
terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan,
pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab
yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan
keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
2.2. Pengertian Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S
Poerwadaminta yaitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang.
Dalam berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini
merupakan pertumbuhan dari cinta.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,
saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu
disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.
Menurut Erich Fromm (1983 : 54) dalam bukunya Seni Mencintai mengemukakan
tentang adanya berbagai macam-cinta yang dapat di uraikan sebagai berikut :
a. Cinta Terhadap Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat
memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan
sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta menjadi
kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua
bentuk cinta yang lain.
b. Cinta Diri Sendiri
Secara alami manusia mencintai dirinya sendiri (self love) dan banyak orang yang
menafsirkan cinta diri sendiri diidentikan dengan egoistis. Jika demikian cinta diri sendiri
ini bernilai negatif. Namun apabila diartikan bahwa cinta diri sendiri adalah mengurus
dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jamsmani dan rohaninya terpenuhi seimbang ini
bernilai positif. Dengan demikian cinta terhadap dirinya tidak harus dihilangkan tetapi
harus berimbang dengan cinta kepada orang lain untuk berbuat baik.
c. Cinta Erotis
Cinta yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat membirahikan) ini
merupakan sifat eksklusif (khusus) yang bias memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal
itu dikarenakan cinta dan nafsu tersebut letaknya tidak berbeda jauh. Disi lain Cinta erotis
jika didasari dengan cinta ideal, kasih sayang, keserasian maka berfungsi dalam
melestarikan keturunan dalam ikatan yang sah yaitu pernikahan. Sebaliknya jika tidak
didasari kasih sayang yaitu nafsu yang membutakan akal pikiran sehingga yang ada hanya
nafsu birahi didalamnya akan timbul rasa ketidak puasan bias berakhir dengan sebuah
perceraian bahkan akan mungkin timbul juga perselingkuhan atau ke tempat pelacuran
yang didalamnya tidak mungkin akan timbul rasa kasih sayang karena yang ada hanya
nafsu birahi berhubungan badan saja, dengan uang sebagai bayarannya.
d. Cinta Keibuaan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada
diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi.
Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan
naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa
dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
e. Cinta Sesama Manusia (Persaudaraan)
Cinta kepada sesama manusia atau persaudaraan itu merupakan watak manusia itu
sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatannya kepada sesama manusia.
Perbuatan dan perlakuan yang baik kepada sesama manusia bukan berarti karena seseorang
itu membela, menyetujui, mendukung dan berguna, bagi dirinya, melainkan dating dari hati
nuraninya yang ikhlas disertai tujuan yang mulia. Motivasi perbuatan dan perlakuan
seseorang mencintai sesama manusia itu disebabkan karena pada dasarnya manusia tidak
dapat hidup sendirian (manusia sebagai makhluk sosial) dan sudah merupakan suatu
kewajiban.
2.3. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan
berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber
dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan
kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu :
1. Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber. Pubertas yaitu dimana
masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan
seksualitasnya kuat.
2. Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam
perkawinan. Biasanya pada tahun tahun awal perkawinan, kemesraan masih sangat
terasa, namun bila sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
3. Kemesraan Manusia Usia Lanjut, kemesraan juga dapat diteruskan dalam masa
manusia usia lanjut (manula). Pandangan lama mengatakan, bahwa kalau manusia
sudah usia lanjut, sudah menjadi kakek dan nenek tidak pantas lagi untuk bermesraan.
Kemesraan bagi manula dapat diwujudkan dalam makan, duduk, jalan-jalan, menonton
televisi atau membaca kora bersama-sama.
2.4. Pemujaan
Pemujaan berasal dari kata puja. Menurut kamus umum bahasa indonesia karya W.J.S.
Poerwadarminta, kata puja bearti penghormatan atau memuja dewa-dewa atau berhala. Dalam
perkembangannya pujaan dapat ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan yang
diagungkan dan Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam pujaan terkandung pengertian bukan sekedar dipuja, tetapi juga disucikan.
Pujaan terhadap orang yang dicintainya diwujudkan dalam personafikasi dan kata-kata yang
indah, misalnya diibaratkan sebagai bunga mawar merah atau melati putih.Selain dengan
pujaan hati, pujaan juga diberikan kepada para pahlawan. Begitu dalamnya pemujaan terhadap
pahlawan, terutama pahlawan yang gagah berani dan gugur untuk nusa dan bangsanya,
sehingga ia diabdikan dalam buku sejarah ataupun lagu.
Pemujaan kepada tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan. Kecintaan
manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini, dikarenakan
pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makan kehidupan yang sebenarnya. Penyebab
hal itu terjadi karena Tuhan pencipta alam semesta. Seperti dalam Surat Al-Furqan ayat 59-60
yang menyatakan: “Dia yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa diantara keduanya
dalam enam rangkaian massa, kemudian Dia bertahta di atas singgasana-Nya. Dia Maha
Pengasih, maka tanyakanlah kepada-Nya tentang soal-soal apa yang perlu diketahui”.
Selanjutnya ayat 60, “Bila dikatakan kepada mereka, Sujudlah kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih”.
a. Cara pemujaan
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama,
kepercayaan, kondisi dan situasi. Sembah yang di rumah, di masjid, di gereja, di pura, di
candi bahkan di tempat-tempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari
pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap Tuhan.
Di alam semesta ini tidak ada seorang pun yang membantah bahwa Tuhan itu pencipta
segala-galanya. Bahwa Tuhan Maha Penguasa, Tuhan Maha Tahu, Tuhan Maha
Menentukan, Tuhan Maha Bijak, Tuhan Maha Kasih dan masih banyak maha lagi sifat
Tuhan, tidak ada yang menyangkal.
b. Tempat Pemujaan
Masjid, Gereja, Candi, Pura dan lain-lain lagi adalah tempat manusia berkomunikasi
dengan Tuhannya atau yang dianggap Tuhan. Di tempat-tempat itu dianggap Tuhan
“berada”. Karena itu orang Islam menamakan masjid “rumah Allah”, maka wajarlah
tempat-tempat itu dibuat sebagus mungkin, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dan karena tempat itu dianggap suci, maka tidaklah pantas dan tidak wajar bila tempat-
tempat itu dipergunakan untuk segala keperluan, kecuali keperluan untuk membesarkan
nama Tuhan. Hal ini merupakan bukti akan kemaksimalan bangsa Indonesia pada waktu
itu akan cintanya kepada “Tuhannya”. Banyak pemeluk agama yang berusaha membangun
tempat pemujaan sebesar dan sebagus mungkin.
c. Berbagai Seni Sebagai Manifestasi Pemujaan
Seperti dikemukakan di depan cinta menimbulkan daya kreatifitas antara lain ialah
mencipta. Dalam seni pahat banyak kita jumpai arca-arca yang menggambarkan dewa-
dewa atau sesuatu yang dipujanya. Sudah tentu tinggi rendahnya hasil seni itu bergantung
kepada kemampuan penciptanya.
Seni tari pun ada pula yang bersifat mengagungkan nama Tuhan atau yang dianggap
“tuhan”. Misalnya tari Sanghyang Dedari dan tari Sanghyang Jaran di Bali adalah tarian
bersifat keagamaan. Tari itu hanya ditarikan pada upacara agama dan tidak boleh ditonton
oleh para turis, penontonnya sangat terbatas. Lagi pula tarian itu ditarikan pada dini hari
tidak sembarang waktu.
2.5. Belas Kasihan
Dalam cinta sesama dipergunakan istilah belas kasihan, karena cinta disini bukan
karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena penderitaannya.
Penderitaan ini mengandung arti luas, mungkin tua, sakit-sakitan, yatim piatu, dan sebagainya.
Jika kata kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita oleh
orang lain. Kemudian apa bedanya Rahmah dengan Rahman ? Kalau Rahman ada unsur
memberi. Misalnya seseorang memusuhi kita, tetapi kita tidak membalasnya malahan kita
jadikan dia sebagai teman baik.
Jadi pengertian Rahmah adalah kita menaruh perhatian (simpati) terhadap penderitaan
orang lain, lalu kita menunjukkan jalan keluar kepadanya. Tetapi jika kita menaruh rasa simpati
kepada orang yang tidak dalam kesulitan sehingga menyebabkan rusak (menjerumuskan),
maka hal itu disebut memanjakan. Dalam surat Al Qolam ayat 4, maka manusia menaruh belas
kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbutan orang yang berbudi.
Sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan oleh Allah SWT.
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak. Manusia
mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi
belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah
oleh Allah SWT. Cinta adalah persatuan tanpa syarat yang berarti dalam rasa belas kasihan
tidak terkandung unsur pamrih. Belas kasihan yang kita tumpahkan benar-benar keluar dari
lubuk hati yang ikhlas. Kalau kita memberikan uang pada pengemis agar mendapatkan pujian,
itu berarti tidak ikhlas da nada tujuan tertentu. Hal seperti itu banyak terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Cara-cara menumpahkan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi.
Ada yang memberikan uang, pakaian, makanan, dan sebagainya.
2.6. Manusia dan Cinta Kasih
Hidup tanpa cinta itu kosong. Cinta amat penting dalam kehidupan manusia. Belumlah
sempurna hidup seseorang jika dalam hidupnya tidak pernah dihampiri perasaan cinta. Karena
manusia didunia tidak hanya seorang diri, melainkan selalu melibatkan pihak lain, dengan
istilah cinta tersebut haruslah diartikan, baik mencintai maupun dicintai.
Menurut Prof. Dr. Louis Leahy S.J, pada hakikatnya cintalah yang terdapat pada asal
mula dari hidup, sekurang-kurang rasa cinta akan diri sendiri. (Louis Leahy : 1984).
Dalam dirisetiap manusia terdapat dua sumber kekuatan yang menggerakkan nya untuk
berbuat termasuk untuk mencintai atau dicintai. Dua sumber kekuatan itu adalah akal dan budi
di satu pihak, dan nafsu dipihak lain. Jadi, perasaan cinta dapat dipengaruhi oleh dua sumber,
yaitu perasaan cinta yang digerakkan oleh akal budi dan perasaan cinta yang digerakkan oleh
nafsu. Yang pertama disebut cinta sejati (cinta tanpa pamrih), sedangkan yang kedua disebut
cinta nafsu (cinta pamrih).
Oleh Prof. Dr. Louis Leahy S.J, menyatakan bahwa cinta tanpa berpamrih disebut cinta
kebaikan, sedangkan cinta pamrih disebut cinta utilitaris atau yang bermanfaat, artinya, yang
mengindahkan kepentingan diri sendiri.
Cinta kasih atau cinta sejati adalah cinta kemanusiaan yang tumbuh dan berkembang
dalam lubuk sanubari setiap manusia, bukan dorongan suatu kepentingan melainkan atas dasar
kesadaran bahwa hakikatnya manusia itu satu. Cinta kasih itu meliputi seluruh dunia, tanpa
melihat suku bangsa, warna kulit, agama dan sebagainya dan tidak mengenal batas waktu.
Cinta kasih bersifat abadi, karena ia tidak bergantung kepada sesuatu yang ada dan melekat
pada sesuatu yang dicintai. Cinta kasih keberadaannya bukan disebabkan oleh unsur-unsur
yang bersifat internal, yang berkembang didalam diri kita masing-masing.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan
sayang. Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan atau
sering juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang satu
sama lain.
Cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, tapi antara keduanya terdapat
perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan
kasih meupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa mengarah kepada yang dicintai.
Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta
itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang didambakan
bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta
bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
3.2. Saran
Manusia sejatinya tidak bisa hidup tanpa cinta. Layaknya seperti kebutuhan pokok,
cinta juga ikut turut serta mengisi hidup manusia. Dengan adanya makalah ini diharapkan
semua manusia dapat menebar rasa kasih sayang dan cinta, serta saling menghargai satu sama
lain antar umat manusia di bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mustofa. Ilmu budaya dasar : CV Pustaka Setia, Bandung. 1998.
https://drive.google.com/file/d/0BxLp5Cu8p4DyZWhHUm5iWGQ2M28/view
https://irvanhermawanto.blogspot.com/2017/10/contoh-makalah-ilmu-budaya-
dasar.html?m=1
Suryadi, M.P 1985. Ilmu Budaya Dasar. Buku Materi Pokok. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Universitas Terbuka.
Mastopo, M. Habib. Manusia dan budaya kumpulan Esay: Usaha Nasional, Surabaya. 1990.
Komentar
Posting Komentar